Pusat Pendidikan dan Pemberdayaan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Universitas Negeri Semarang (Unnes) menemukan inovasi tempe yang bias bertahan lama,, yakni dengan mencampurkan bawang p[utih pada proses pembuatannya.
“ Bawang putih di campurkan pada proses perebusan (kedelai) kedua,” terang kepala Pusat Pendidikan dan Pemberdayaan LPPM Unnes. Dr. siti Harnina Bintari. Ms. Dalam sosialisasi teknologi pengolahan tempe di kantor kelurahan kuripan kidul, sdabtu (8/10).
Dengan adanya tambahan extrak bawang putih dalam proses pembuatan tempe, produk yang di hasilkan bias bertahan hingga 8 hari.
Menurutnya, bawang putih empunyai sifat menhambat dan mematikan bakteri sehingga tempe bias bertahan lama.
Selain tahan lama, tempe dengan campuran bawang putih ini, juga bias langsung di konsumsi dalam kondisi masih segar, tampa harus di goring terlebih dahulu. “Tempe bias langsung di makan dalam kondisi mentah, selain itu tempe ini juga anti kanker,” tambah ketua forum tempe Indonesia (FTI) Jawa Tengah.
Kartono salah seorang perajin tempe dari kelurahan Panjang baru yang telah menerapkan inovasi itu mengatakan, dengan mencampurkan bawang putih dalam proses pembuatannya, tempe produksinya bias bertahan hingga 6 hari.
Saya memproduksi tempe dengan campuran bawang mentah dan bawang yang di rebus, untuk bawang yang direbus, hasilnya lebih lama,” terangnya.
NILAI JUAL.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Pekalongan, Gunindyo berharap, para perajin tempe di kota pekalongan dapat mengembangkan inovasi tempe dengan campuran bawang tersebut untuk meningkatkan nilai jual produk.
Di kota pekalongan, tercatat ada dua kelurahan yang menjadi sentra produksi tempe, yakni kelurahan kertoharjo, dan Kuripan kidul.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !